
Turi, 20 Agustus 2024 - Kelompok Tani Rahayu Desa Turi di Kabupaten Lamongan Jawa Timur, memanen padi seluas 164 hektare dengan produktivitas sebesar 8 ton per hektare gabah kering panen
Ketua Kelompok Tani Rahayu Nurhasim, Selasa, mengatakan jenis padi yang ditanam, yakni MR, Inpari 32, Ciherang 42, Mutiara
"Kami bersyukur meski panen telat karena masa tanam yang mundur, hasil yang didapatkan mampu mencukupi kebutuhan hidup. Terlebih saat ini harga beras di sejumlah wilayah termasuk Turi relatif tinggi," kata Nurhasim.
Ia mengatakan dari 407 anggota Kelompok Tani Rahayu, yang menjual padi sedikit, sebagian besar padi dikonsumsi sendiri untuk stok mencukupi kebutuhan sehari-hari.
"Mayoritas petani, hasil panen lebih banyak disimpan untuk mencukupi kebutuhan pangan keluarga dibandingkan dijual," katanya.
Nurhasim juga berharap pemkab membangunkan akses pengairan usaha tani. Saat ini, pengairan tani belum bisa maksimal serta dukungan peningkatan produksi dan meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok.
"Masih ada sedikit kendala butuh dukungan pemkab agar sarana prasarana jalan usaha tani dan pengairan yang memadahi," katanya.
BPPH Turi Iffa mengatakan sulitnya air salah satunya disebabkan oleh telatnya musim tanam di sejumlah wilayah. Hal ini tentunya mengakibatkan mundurnya masa panen.
Sejumlah wilayah di Turi menurut data dari Dinas Pertanian sudah mulai panen, dari luas keseluruhan 4355,17 H lahan produktif musim ini panen nencapai total 4354,40 ton.
"Kami berharap masyarakat khususnya petani tidak terpengaruh dengan sulitnya air" katanya.
Ia meminta petani menanam padi jika memungkinkan untuk ditanam dua kali dalam setahun. Hal ini tentu saja untuk menjaga produktivitas pertanian khususnya padi.
"Beberapa wilayah seperti Sukoanyar, Sukorejo, Turi, dan Kemlagi sudah mulai panen," katanya.
Kelompok Tani Rahayu Desa Turi di Kabupaten Lamongan Jawa Timur, memanen padi seluas 164 hektare dengan produktivitas sebesar 8 ton per hektare gabah kering panen
Ketua Kelompok Tani Rahayu Nurhasim, Selasa, mengatakan jenis padi yang ditanam, yakni MR, Inpari 32, Ciheran 42, Mutiara
"Kami bersyukur meski panen telat karena masa tanam yang mundur, hasil yang didapatkan mampu mencukupi kebutuhan hidup. Terlebih saat ini harga beras di sejumlah wilayah termasuk Turi relatif tinggi," kata Nurhasim.
Ia mengatakan dari 407 anggota Kelompok Tani Rahayu, yang menjual padi sedikit, sebagian besar padi dikonsumsi sendiri untuk stok mencukupi kebutuhan sehari-hari.
"Mayoritas petani, hasil panen lebih banyak disimpan untuk mencukupi kebutuhan pangan keluarga dibandingkan dijual," katanya.
Nurhasim juga berharap pemkab membangunkan akses pengairan usaha tani. Saat ini, pengairan tani belum bisa maksimal serta dukungan peningkatan produksi dan meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok.
"Masih ada sedikit kendala butuh dukungan pemkab agar sarana prasarana jalan usaha tani dan pengairan yang memadahi," katanya.
BPPH Turi Iffa mengatakan sulitnya air salah satunya disebabkan oleh telatnya musim tanam di sejumlah wilayah. Hal ini tentunya mengakibatkan mundurnya masa panen.
Sejumlah wilayah di Turi menurut data dari Dinas Pertanian sudah mulai panen, dari luas keseluruhan 4355,17 H lahan produktif musim ini panen nencapai total 4354,40 ton.
"Kami berharap masyarakat khususnya petani tidak terpengaruh dengan sulitnya air" katanya.
Ia meminta petani menanam padi jika memungkinkan untuk ditanam dua kali dalam setahun. Hal ini tentu saja untuk menjaga produktivitas pertanian khususnya padi.
"Beberapa wilayah seperti Sukoanyar, Sukorejo, Turi, dan Kemlagi sudah mulai panen," katanya.